Thursday, 23 June 2016

Pemanis


      Zat pemanis merupakan zat yang dapat menimbulkan rasa manis atau dapat membantu mempertajam penerimaan terhadap rasa manis tersebut, sedangkan kalori yang dihasilkan jauh lebih rendah daripada gula (sukrosa). Umumnya zat pemanis sintetik mempunyai struktur kimia yang berbeda dengan struktur polifidrat gula alam.
   
     Meskipun telah banyak ditemukan zat pemanis sintetik, tetapi hany beberapa saja yang boleh dipakai dalam bahan maknan. Mula mula Na- dan Ca- Siklamat yang kemanisanya 30 kali sukrosa digunakan sebagai pemanis. Kemudian penggunaannya dilarang di Amerika Serikat karena diperkirakan bersifat karsinogen.

     Di Indonesia penggunaan Siklamat masih diijinkan, tetapi sebenarnya hasil metabolisme siklamat yaitu sikloheksamina merupakan senyawa karsinogenik, pembuangan sikloheksana melalui urin dapat merangsang tumbuhnya tumor kantung kemih pada tikus (melalui riset).

    Walaupun demikian, uji ulang siklamat yang dilakukan terhadap beberapa galur tikus dan marmut ternyata menunjukan hasil negatif terhadap sifat perangsang terjadinya tumor kantung kemih.

Zat pemanis sintetik yang kini banyak digunakan dalam makanan dan minuman adalah garam Ca- dan Na- Sakarin. Penggunaan sakarin tergantung dari intensitas kemanisa yang dikehendaki. Pada konsentrasi tinggi, sakarin akan menimbulkan rasa pahit getir (nimbrah). Kemanisan sakarin empat ratus kali lebih besar dari kemanisan larutan sukrosa 10 %.

     Dari hasil penelitian di Kanada, didapat bahwa penggunaan 5 % sakarin dalam ransum tikus dapat merangsang terjadinya tumor di kantung kemih, Dengan alasan tersebut telah diusahakan larangan penggunaan sakarin dalam diet food anfd beverage. Pelarangan ditunda untuk mendapatkan data lebih lebih lanjut.

No comments:

Post a Comment